Selama ini peternak layer terkesan konservatif, susah menerima sesuatu hal yang baru baik teknis maupun non teknis (pemasaran produk meliputi telur, ayam dan scrab material). Dalam hal non teknis, sikap konservatif ini bisa dibilang sudah tidak jamannya, seiring dengan maraknya penggunaan internet, dunia perteluran pun tidak mau ketinggalan hal ini bisa dilihat dari banyaknya situs yang menyediakan konten seputar teknis pemeliharaan, jual beli sapronak dan seputar perkembangan harga telur bahkan yang saya sebut terakhir menjadi salah satu konten paling menarik dan mampu mendatangkan trafik yang cukup banyak.
Fenomena ini semakin menjadi luar biasa setelah situs jejaring sosial (facebook) yang semakin mudah dan murah di akses. Setiap hari, pelaku bisnis ini mengupdate statusnya yang tidak jauh-jauh dari bisnis telur, bahkan banyak diantaranya yang membikin grup khusus tentang perteluran.
Banyaknya informasi perkembangan harga telur yang masuk, tak pelak bisa membuat kita bingung dan kesulitan dalam membuat keputusan. Hal ini terjadi karena sumber informasi harga seringnya simpang siur, maklum ada pihak-pihak yang berkepentingan, peternak sebagai produsen tentu menginginkan harga tertinggi, sedang pedagang akan berusaha mendapatkan harga terendah pada saat membeli dari peternak dan menjual dengan harga tertinggi, sehingga informasi yang diberikan jadi kurang akurat, tetapi hal seperti ini wajar saja karena memang tujuan pedagang atau PS adalah memperoleh keuntungan dari sebuah transaksi penjualan. Dari sinilah maka sangat dibutuhkan sumber informasi yang betul-betul independen dan bisa dipercaya, sebagai acuan harga baik bagi peternak maupun pedagang.
Sepengetahuan saya di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jogja, misal untuk daerah Semarang termasuk Sukorejo dan Salatiga dalam sehari jarang harga berubah sampai lebih dari 2 kali dan disana juga ada harga eceran tertinggi (HET) yang menjadi patokan harga baik peternak maupun pedagang. Wilayah Solo termasuk eks karisedenannya ada 2 acuan harga anggap saja Grup A dan grup B, seringnya harga yang dikeluarkan kedua sumber ini berbeda dengan selisih Rp. 200 bahkan sampai Rp. 400.
Wilayah jogja meski populasi layer tidak sebesar Blitar namun harga yang terbentuk bisa sangat fluktuatif, bahkan bisa berubah sampai 3-4 kali dalam sehari. Harga patokan di daerah ini direlease oleh persatuan peternak, uniknya di daerah ini juga terdapat semacam forum yang mewadahi pedagang telur yang secara rutin mengadakan pertemuan sebulan sekali. Di daerah ini perbedaan harga yang terjadi lebih di dasarkan pada kualitas telur, jadi jika peternak mempunyai telur yang bagus bisa menjual dengan harga diatas rata-rata dan jika telurnya kurang bagus, pasti di tawar lebih murah.
Untuk wilayah Purwokerto, seperti di Jogja harga telur di koordinir oleh semacam perkumpulan peternak. Dilihat secara geografis daerah ini berada di tengah dan dekat dengan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat sehingga harga yang terbentuk pun menjadi patokan sampai wilayah Tegal, di daerah pantura. Karena beberapa wilayah di daerah ini termasuk jalur lintas selatan maupun utara yang menjadi jalur distribusi telur baik dari Blitar, Solo maupun Jogja menuju Tasik, Bandung dan Jakarta maka harga di wilayah ini juga terinfluens harga di kota-kota sebelah timurnya.
Patokan harga.
Tidak mudah untuk membuat indikator dalam penentuan harga acuan ini. Dilapangan, ambil contoh di blitar harga acuan berlaku untuk pembelian 1 rit atau sekitar 4 ton. Hal ini tentu berbeda dengan daerah lain, bisa jadi hanya minimal 50 peti (baik isi 10 kg atau 15 kg) seperti di daerah Jawa Tengah. Satu hal yang sama adalah dalam hal penyebutan pembelian secara partai meski jumlahnya berbeda dan harga berlaku untuk barang di tempat artinya belum termasuk ongkos kirim.
Memprediksi harga.
"Kuasai informasi, kuasai pasar". Pepatah tersebut tepat untuk diaplikasikan pada bisnis ini. Seperti diketahui, salah satu kesempatan untuk mendapatkan margin yang lumayan dalam bisnis ini terletak pada momentum harga pasar berfluktuasi naik, dan untuk bisa mengambil keputusan "stock" atau "jual" dengan harga yang tepat dibutuhkan informasi pasar yang akurat baik dari daerah sendiri maupun daerah sekitar yang berpengaruh cukup kuat di daerah yang bersangkutan.
Misal daerah Jogja, harga di daerah ini sedikit banyak dipengaruhi oleh harga Blitar dan Solo. Bahkan, Blitar sebagai acuan harga nasional pun akan mempertimbangkan harga di kota lain, dengan pertimbangan kalau daerah lain ramai kemungkinan harga di blitar juga akan naik, begitu sebaliknya.
Ada beberapa hal yang musti diperhatikan dalam usaha mengumpulkan informasi harga agar dalam pengambilan keputusan tepat dan sesuai yang diharapkan.
Akurat, pastikan keakuratan informasi yang masuk, bisa diperoleh dari teman atau kolega yang dipercaya atau sumber informasi yang sudah terbukti dipercaya banyak orang, karena sumber informasi yang dipercaya banyak orang sangat besar pengaruhnya terhadap terbentuknya harga pasar, tidak ada salahnya untuk melakukan cross ceck sehingga yakin akan keakuratan info yang anda terima.
Cepat, semakin cepat mendapatkan info semakin besar peluang untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan sebaliknya akan kurang maksimal hasilnya jika keakuratan info yang diterima sudah terlambat. Ada yang mau mencoba untuk menjadi yang terlambat????
No comments:
Post a Comment